Rabu, 31 Desember 2014

Candi Barong



Candi Barong

Candi ini terletak gak jauh dari Prambanan, jika ingin kesini, kalau dari jogja belok kanan setelah jembatan kali opak aja, trus tepat sebelum rel belok kiri, setelah ketemu persimpangan jalan belok kanan nyebrang rel, lalu lurus terus aja ngikutin jalan. Nanti anda akan ketemu sama Candi Barong di kanan jalan

Candi ini masih sepi banget, gak ada tiket masuk. Kita tinggal isi buku tamu aja (kayak kondangan). Terus nikmatin aja suasanan disana, candinya dikelilingi pepohonan rindang, dan hamparan rumput hijau yang menyejukkan mata. Dan waktu paling baik untuk berkunjung kesini adalah sekitar pukul 4 sore, sambil liat ke arah barat nikmatin sunset gitu. 

Sekarang tak jelasin nih apa candi Barong itu.

Candi barong adalah candi yang diperuntukkan untuk dewa Wisnu, ini bisa dilihat dari arca yang ditemukan dan prasasti yang menunjukan adanya bangunan candi untuk memuja Wisnu. Ini sangat istimewa lho, karena pada masa itu masyarakat beragama Hindu Siwa, dibuktikan dengan adanya Candi Prambanan yang juga disebut Siwagrha. Istimewanya ada bangunan untuk pemujaan Dewa Siwa dalam masyarakat yang sebagian besar beragama Hindu Siwa. Candi Barong ini diidentifikasi sebagai bangunan pemujaan untuk Dewi Sri istri Wisnu, yang juga Dewi Kesuburan. Ngomong soal Dewi Sri, dalam Babad Tanah Jawi disebutkan bahwa kala itu di Jawadwipa (Pulau Jawa) masyarakat mengandalkan buah dan ubi sebagai makanan pokoknya, namun Sang Hyang Widi atau Bathara Guru menitahkan Dewi Sri untuk mengabdi pada manusia dengan cara menjelma menjadi padi. Setelah itu Dewa Wisnu turun ke Jawadwipa untuk mengajarkan pada masyarakat mengolah padi sebagai makanan pokok. Dewa Wisnu juga meminta masyarakat Jawadwipa untuk menghormati dn menghargai padi karena padi adalah jelmaan dari Dewi Sri sebagai wujud pengabdiannya pada manusia. Nah, itulah sebabnya orang Jawa itu gak pernah menyianyiakan nasi atau beras sebutir pun, karena dianggap tidak menghormati Dewi Sri sebagai Dewi Kesuburan yang rela menjelma sebagai padi demi kemakmuran manusia. 

Kembali ke Candi Barong, bangunan candi ini disebutkan dalam prasasti Baka dan prasasti Pereng sebagai bangunan Syiwaistik untuk menyembah Wisnu, jadi masyarakat tetap menganut Hindu Syiwa namun melakukan suatu ritual pemujaan tertentu untuk Dewi Sri dan Dewa Wisnu yang diperkirakan untuk kesuburan tanah disekitar lokasi candi yang memang kurang subur. 

Candi ini dinamakan Barong oleh masyarakat sekitar karena pada candi ini ditemukan relief Kala seperti layaknya candi di Jawa pada umumnya namun bentuknya yang relatif tersenyum dan memiliki rahang bawah seperti Barong di Bali. Relief seperti ini hampir tidak ditemui pada candi Syiwaistik di wilayah ini yaitu sekitaran Prambanan hingga Berbah. Susunan punden berundak pada candi Barong juga berbeda, yaitu semakin kebelakang semakin tinggi dan sakral, tidak seperti candi Prambanan yang punden berundaknya semakin ketengah semakin tinggi dan sakral (memusat).

Itulah sedikit cerita tentang Candi Barong, ingin tahu lebih banyak ??? Silahkan dikunjungi aja, namun jujur disini masih minim info tentang Candi Barong. Kalau pengen tahu detail, kita harus menghimpun informasi dari Dinas Pariwisata dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) disana akan terdapat banyak informasi dan buku-buku tentang Candi Barong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar